Pages

10.22.2010

Teori Belajar Kognitivistik

A. Jean Piaget
- Lahir pada 9 Agustus 1986 di Neuchatel, Swiss
- Ayahnya adalah ahli sejarah
- Tertarik pada filsafat (umumnya) dan epistemology (khususnya)
- Mendapat gelar Ph।D di bidang biologi pada saat usia 21 tahun

B. Konsep Teoritis Umum
1 Inteligensi
• Tindakan yang cerdas adalah tindakan yang menimbulkan kondisi yang mendekati optimal untuk kelangsungan hidup organisme. Sebuah tindakan yang cerdas selalu cenderung menciptakan kondisi optimal untuk survival organisme di dalam situasi yang sedang dialaminya.
• Inteligensi adalah bagiam integral dari setiap organisme karena semua organisme yang hidup selalu mencari kondisi yang kondusif untuk kelangsungan hidup mereka.
• Teorinya sering disebut sebagai genetic epistemology (epistemologi genetik) karena teori ini berusaha melacak perkembangan kemampuan intelektual. Istilah genetic mengacu pada pertumbuhan developmental bukan warisan biologis.

2. Skemata
Schema adalah potensi untuk bertindak dengan cara tertentu. Misalnya, skema memegang adalah kemampuan umum untuk memegang sesuatu.
Content (isi) adalah kondisi-kondisi yang berlaku selama terjadi manifestasi potensi umum.

3. Asimilasi dan akomodasi
Cognitive structure (stuktur kognitif) organisme merupakan jumlah skemata yang tersedia untuk organisme pada waktu tertentu. Menentukan apa aspek dari lingkungan fisik yang dapat “eksis” untuk organisme.
Asimilasi adalah proses merespon lingkungan sesuai dengan struktur kognitif seseorang dan merupakan jenis pencocokan atau penyesuaian antara struktur kognitif dengan lingkungan fisik. Misalnya, jika skema mengisap, menatap, menggapai, dan memegang sudah tersedia bagi si anak, maka segala sesuatu yang dialami anak akan diasimilasikan ke skemata itu. Saat struktur kognitif berubah, maka anak mungkin bisa mengasimilasikan aspek-aspek yang berbeda dari lingkungan fisik.
Accomodation (akomodasi) merupakan proses memodifikasi struktur kognitif.
• Setiap pengalaman yang dialami seseorang akan melibatkan asimilasi dan akomodasi. Asimilasi dan akomodasi disebut sebagai functional invariants (invarian fungsional) karena mereka terjadi di semua level perkembangan intelektual.

4. Ekuilibrasi
• Adalah tendensi bawaan untuk mengorganisasikan pengalaman agar mendapatkan adaptasi yang maksimal atau dorongan terus-menerus ke arah keseimbangan.
• Merupakan konsep motivasional, yang bersama dengan asimilasi dan akomodasi diapakai untuk menerangkan pertumbuhan intelektual anak.

5. Interiorisasi
• Interaksi awal dengan lingkungan adalah interaksi sensorimotor; yakni, mereka merespons stimuli lingkungan secara langsung dengan reaksi motor (gerak) refleks.
Interiorization adalah penurunan ketergantungan pada lingkungan fisik dan meningkatnya penggunaan stuktur kognitif. Misalnya, anak mampu “memikirkan” objek yang sebelumnya tidak mampu mereka pikirkan. Apa yang kini dialami anak adalah fungsi dari lingkunngan fisik dan struktur kognitifnya, yang merefleksikan akumulasi pengalaman sebelumnya.
• Setelah struktur kognitif berkembang, struktur itu menjadi makin penting dalam proses adaptasi. Saat proses interiorisasi terus berlanjut, respon adaptif menjadi makin tak tampak. Proses tak tampak ini disebut operation aksi, dan istilah operasi ini secara umum dapat disamakan dengan “berpikir”.
Reversibility adalah setelah sesuatu dipikirkan, ia lalu dapat “tidak dipikirkan”; yakni, suatu operasi, setelah dilakukan, dapat ditinggalkan secara mental.
Concrete operations adalah penggunaan operasi awal akan tergantung pada kejadian-kejadian yang dialami anak secara langsung.
Formal operations adalah operasi setelah operasi awal yaitu yang tidak tergantung pada kejadian lingkungan, sehingga anak bisa memecahkan persoalan yang murni hipotetis.
• Jadi, interiorisasi adalah proses yang dengannya tindakan adaptif menjadi makin tersamar.

C. Tahap-Tahap Perkembangan
1. Sensorimotor stage (dari lahir sampai dua tahun).
• Dicirikan oleh tidak adanya bahasa. Interaksi dengan lingkungan adalah interaksi sensorimotor dan hanya berkaitan dengan keadaan saat ini.
• Anak-anak bersikap egosentris. Segala sesuatu dilihat berdasarkan kerangka referensi dirinya sendiri, dan dunia psikologis mereka adalah satu-satunya dunia yang ada.
• Di akhir tahap, anak mengembangkan konsep kepermanenan objek (object permanence).

2. Preoperational thinking (sekitar dua sampai tujuh tahun).
• Pemikiran prakonseptual (pemikiran pra-operasional), anak mulai membentuk konsep sederhana. Logika mereka berkembang secara transduktif. Contoh dari penalaran transduktif adalah “Sapi adalah hewan besar dengan empat kaki. Hewan itu besar dan mempunyai empat kaki; karenanya, hewan itu adalah sapi.”
• Periode pemikiran intuitif (sekitar empat sampai tujuh tahun), anak memecahkan masalah secara intuitif. Gagal mengembangkan konservasi yaitu kemampuan untuk menyadari bahwa jumlah, panjang, substansi, atau luas akan tetap sama meski hal-hal seperti itu direpresentasikan ke dalam bentuk yang berbeda-beda.

3. Concrete operation (sekitar tujuh sampai sebelas atau dua belas tahun).
• Mengembangkan kemampuan untuk mempertahankan (konservasi), kemampuan mengelompokkan secara memadai, melakukan pengurutan (dari yang terkecil sampai yang terbesar dan sebaliknya), dan menangani konsep angka.

4. Formal operations (sekitar 11 atau 12 tahun sampai 14 atau 15 tahun).
• Dapat menangani suatu hipotetis, dan proses berpikir mereka tak lagi tergantung hanya pada hal-hal yang langsung dan riil.

D. Kondisi Optimal untuk Belajar
• Informasi harus disajikan sedemikian rupa sehingga dapat diasimilasikan ke dalam struktur kognitif tetapi pada saat yang sama ia harus berbeda agar menimbulkan perubahan dalam struktur kognitif tersebut.
• Seseorang harus dapat menentukan jenis struktur kognitif apa yang tersedia bagi individu dan pelan-pelan mengubah struktur ini sedikit demi sedikit.
• Ekuilibrasi atau tendensi mencari harmoni antara diri dengan lingkungan, juga merupakan bawaan.

F. Pendapat Piaget tentang Pendidikan
• Pengalaman pendidikan harus dibangun di seputar struktur kognitif pembelajar.
• Membutuhkan pengalaman yang menantang bagi pembelajar bagi si pembelajar sehingga proses asimilasi dan akomodasi dapat menghasilkan pertumbuhan intelektual.
• Pendidikan harus diindividualisasikan.


G. Evaluasi Teori Piaget
1. Kontribusi
• Mengasumsikan bahwa belajar terjadi kurang lebih secara kontinu dan belajar melibatkan akuisisi informasi dan representasi kognitif dari informasi itu.
• Mengidentifikasikan aspek kualitatif dari belajar.

2. Kritik
• Informasi yang disediakan tidak dapat dicatat dengan mudah dalam eksperimen laboratorium yang ketat.
• Harus berhati-hati saat mengambil kesimpulan dari observasi yang dibuat dengan metode klinis.
• Kurang generalisasi karena tidak dapat mengamati anak atau orang dewasa dari kultur selain kultul dirinya sendiri.

Referensi :
Hergenhahn, B. R. & Olson M. H. 2009. Theories of Learning (Teori Belajar). Kencana Premedia Group : Jakarta.

0 komentar: