Pages

1.12.2012

UAS 2011/2012

8 komentar:

psipddk3sks mengatakan...

1.Apa yang dapat anda jelaskan sehubungan dengan communication network. Lalu beri penjelasan berkaitan dengan situasi grup anda dalam proses menyelesaikan tugas observasi.

08.092lfp@gmail.com mengatakan...

Bu, sebelumnya saya minta maaf atas keterlambatannya. Karena saya melihat di blog tidak ada komentar yang masuk. Hingga pada hari ini (14 Januari 2012) pukul 15.00 saya melihat di¬-setting¬-annya ada komentar yang perlu di publish. Jadi, saya baru melihatnya pada hari itu, Bu.

Communication network adalah jalur interaksi di dalam berkomunikasi pada sebuah kelompok. Sejumlah orang yang tergabung dalam suatu kelompok pastilah akan berkomunikasi dan berinteraksi melalui kata-kata dan beraneka tindakan mereka. Jaringan komunikasi di dalam kelompok ini bersifat lebih kompleks daripada komunikasi diantara dua orang karena sejumlah pribadi berkomunikasi satu sama lain pada saat yang sama. Apalagi ketika anggota di dalamnya harus bertukar pikiran dalam waktu yang cukup lama, maka kemampuan untuk mengirimkan pesan kepada orang lain dan menerima pesan dari orang lain akan sangat mempengaruhi kelancaran proses diskusi ini. Salah satu dari tanggung jawab pimpinan dalam kelompok diskusi ialah berusaha supaya pikiran dan perasaan yang terungkapkan dirumuskan sejelas mungkin dan ditangkap secara tepat. Interaksi dan komunikasi antarpribadi dalam suatu kelompok yang besar selalu menjadi masalah, karena kontak pribadi antara peserta diskusi kelompok akan cenderung bertaraf rendah. Jadi, pimpinan kelompok besar harus menetapkan jalur interaksi di antara kelompok (communication network), yang memungkinkan terciptanya kelonggaran untuk berkomunikasi antarpribadi.

Kaitan communication network ini ketika menyelesaikan tugas observasi :
Sejumlah orang yang tergabung dalam suatu kelompok pastilah akan berkomunikasi dan berinteraksi melalui kata-kata dan beraneka tindakan mereka. Begitu juga dengan kelompok saya. Kami berkomunikasi mulai dari persiapan, pelaksanaan bahkan ketika menyusun laporan observasi ini. Dalam persiapan sebelum kegiatan observasi, kami berdiskusi terlebih dahulu akan apa-apa saya yang akan dipertanyakan kepada guru bimbingan dan konseling di sekolah yang akan kami observasi, yaitu SMP Putri Cahaya. Di awal persiapan ini yang menyusun pertanyaan hanya dua orang dikarenakan yang lainnya berhalangan hadir. Jadi, di sini yang terjadi hanya komunikasi antar dua pribadi.
Dalam penyusunan laporan inilah tercipta communication network tersebut. Di mana setiap anggota mengemukakan ide-ide atau pendapat-pendapatnya dalam penyusunan laporan ini. Seperti dalam membuat alur berpikir untuk latar belakang atau dalam penyusunan hasil wawancara ke dalam bentuk deskripsi. Ada banyaknya pemikiran yang tidak sama ini menimbulkan adanya ketidaksatuan sehingga proses penyusunan laporan ini menjadi terhambat. Sehingga ketua kelompok, mengambil suatu tindakan agar diskusi ini dapat berlangsung baik dan dapat diselesaikan dengan segera. Tindakan yang diambil yaitu setiap orang memberikan pendapatnya secara bergantian, lalu sebelum anggota lain berbicara maka pendapat orang pertama tadi dievaluasi oleh anggota lainnya. Ketika hampir semua anggota yang lain menyatakan keberatan maka dilanjutkan oleh orang kedua, begitu seterusnya. Tetapi, bila yang lain sudah setuju maka pendapatnya dapat digunakan. Di dalam proses inilah tampak peran seorang pimpinan kelompok yaitu berusaha bagaimana supaya setiap anggota dapat menangkap pikiran, ide ataupun pendapat dari anggota lainnya. Untuk semakin meningkatkan interaksi antar seluruh anggota kelompok dapat dilakukan dengan mengatur lingkungan fisik, dimana kami juga melakukannya yaitu dengan duduk melingkar. Jadi, di dalam komunikasi lebih dari dua orang perlu adanya pimpinan kelompok yang menetapkan jalur interaksi (communication network) di antara kelompok tersebut.

psipddk3sks mengatakan...

Lalu sekarang uraikan dengan detail ; apa yang dapat anda jelaskan berkaitan dengan kelompok anda jika dibahas mengacu pada teori dinamika kelompok berdasarkan fungsional-nya.

08.092lfp@gmail.com mengatakan...

Kelompok fungsional maksudnya ialah satuan/unit orang yang mempunyai tujuan yang ingin dicapai bersama, berinteraksi, dan berkomunikasi secara intensif satu sama lain pada waktu berkumpul, saling tergantung dalam proses kerja sama, dan mendapat kepuasan pribadi dari interaksi psikologis dengan seluruh anggota yang tergabung dalam satuan itu.

Hal ini dapat saya rasakan di dalam kelompok saya di mana :
- Tujuan yang ingin kami capai yaitu dapat mencapai hasil yang maksimal di dalam setiap tugas kelompok yang diberikan di mata kuliah Bimbingan dan Konseling ini. Berdasarkan teori dimana ada jenis kelompok berdasarkan tujuan yang ingin dicapai bersama yaitu :
a. Kelompok tugas : tujuannya menyangkut sesuatu yang tidak langsung berkaitan dengan kehidupan batin anggota kelompok
b. Kelompok perkembangan : tujuannya menyangkut sesuatu yang langsung berkaitan dengan kehidupan batin anggota kelompok
Kelompok saya termasuk kelompok tugas karena tujuan kami yaitu lebih kepada bagaimana kami saling membantu dalam setiap mengerjakan tugas-tugas di mata kuliah ini sehingga kami pun dapat mencapai hasil yang maksimal.
- Berinteraksi dan berkomunikasi secara intensif satu sama lain pada waktu berkumpul
Hal ini pun saya rasakan di dalam kelompok saya di mana kami selalu berkomunikasi di mana pun kami bertemu tidak hanya ketika mata kuliah ini berlangsung tetapi di luar ini kami pun tetap berkomunikasai satu sama lain.
- Saling tergantung dalam proses bekerja sama
Hal ini tampak di dalam kelompok saya dimana kami saling memberikan masukan dalam setiap tugas-tugas yang diberikan. Walaupun dalam proses pengerjaan setiap tugas kami selalu ada pembagian tugas tetapi kami juga membantu setiap anggota bila ia menghadapi kesulitan atau hambatan di dalam mengerjakan tugasnya.
- Mendapat kepuasan pribadi
Saya pribadi merasakan adanya kepuasan dengan kelompok saya. Saya merasa senang dan dapat berbagi dengan mereka.

Dalam menganalisis aktivitas suatu kelompok dapat dibedakan antara dimensi :
- Isi yaitu menunjuk pada apa yang menjadi fokus perhatian kelompok, berkitan dengan tujuan yang ingin dicapai.
Aktivitas di dalam kelompok kami jika dihubungkan dengan dimensi ini yaitu kami saling membantu ketika teman lain menghadapi kesulitan dalam pengerjaan tugas dengan tujuan ia dapat berhasil mengatasi kesulitan tersebut sehingga dapat memperoleh hasil yang maksimal.
- Proses yaitu bagaimana caranya isi ditangani; dengan cara bagaimana kelompok bekerja; dengan cara bagaimana kelompok mengatur lalu lintas diskusi; dengan cara yang bagaimana kelompok menganalisis problem yang dihadapi dan mencari pemecahan bersama; dengan cara bagaimana kelompok menjaga dan membina kebersamaan dalam kelompok sehingga semua anggota kemlompok merasa terlibat.
Proses di dalam kelompok kami yaitu:
a. dalam bekerja : kami sering melakukan pembagian tugas sehingga setiap anggota memiliki tanggung jawab dan terlibat aktif dalam mengerjakan tugas yang diberikan.
b. dalam mengatur lalu lintas diskusi : kami melakukannya dengan setiap orang diberi kebebasan menyampaikan idenya baik melalui anggota lain ataupun langsung ke ketua kelompok. Setiap ide anggota ditanggapi oleh anggota lainnya.
c. dalam menghadapi problem dan pemecahannya : kami lebih memilih untuk mendiskusikannya secara bersama-sama jadi tidak hanya satu atau dua orang saja yang memikirkannya tapi semua anggota.
d. dalam membina kebersamaan : kami saling mengingatkan satu sama lain dan adanya pembagian tugas tersebut bertujuan setiap anggota merasa terlibat atau menjadi bagian di dalam kelompok ini.

psipddk3sks mengatakan...

3. Sekarang, anggaplah diri anda seorang konselor pendidikan tinggi. Lepaskan atribut anda sebagai anggota kelompok. Apakah yang anda lakukan pada kelompok anda? (gunakan minimal 2 pembahasan teori).

08.092lfp@gmail.com mengatakan...

1. Berdasarkan teori konseling kelompok sebagai pelayanan bimbingan yang khas :
Dikatakan bahwa di dalam proses konseling kelompok mengandung ciri-ciri terapeutik seperti pengungkapan pikiran dan perasaan secara leluasa, orientasi pada kenyataan, pembukaan diri mengenai seluruh perasaan mendalam yang dialami, saling percaya, saling perhatian, dan saling mendukung.
Saya masih melihat di dalam kelompok ini masih kurang terbuka terhadap apa yang mereka rasakan di dalam kelompok ini terhadap anggota lainnya. Ada anggota yang hanya mengungkapkan pendapatnya terhadap anggota tertentu saja ketika berdiskusi. Jadi, ciri dari terapeutik ini kurang terlihat di dalam kelompok ini.
Oleh karen itu saya sebagai konselornya agar tercipta ciri dari terapeutik ini maka yang saya lakukan yaitu dengan cara mengumpulkan semua anggota dalam satu kelompok. Kemudian setiap anggota wajib mengemukakan apa yang mereka rasakan terhadap satu sama lain, kesulitan apa yang sedang mereka hadapi, atau apa pun yang mereka pikirkan kepada sesama anggota kelompok dan juga kepada konselor. Sebelumnya saya akan mengatakan terlebih dahulu tujuan mereka dikumpulkan secara kelompok yaitu agar setiap anggota dapat merasakan, mendukung, dan berbagi serta membantu anggota lainnya dalam mengahadapi kesulitan mereka. Saya juga akan mengatakan di dalam kelompok ini mereka tidak perlu merasa takut untuk menceritakan apa pun yang mereka pikirkan, dimana saya terlebih dahulu membangun kepercayaan diantara anggota kelompok sehingga ketika setiap anggota mengungkapkan pemikirannya tidak ada yang disembunyikan dan juga tentang prosedur atau aturan-aturan dalam kelompok ini.
Saya juga akan melakukan agar setiap anggota merasa diterima oleh kelompok, merasa bagian dari kelompok (terlibat), ataupun mampu menerima respon dari orang lain. Melalui konseling kelompok ini saya sebagai konselor juga dapat meningkatkan pemahaman dan penerimaan mereka terhadap nilai-nilai kehidupan dan segala tujuan hidup, serta untuk belajar menghilangkan ataupun menerapkan suatu sikap dan perilaku tertentu.

08.092lfp@gmail.com mengatakan...

2. Berdasarkan teori konseling dan pendekatan konseling :
Dikatakan bahwa ada tiga pendekatan yang dapat diterapkan dalam konseling kelompok yaitu Rational-Emotive Therapy, Konseling Behavioristik, dan wawancara untuk menyesuaikan diri (Interview for Adjustment).
Pada kelompok dimana saya sebagai konselornya saya akan memakai pendekatan Rational-Emotive Therapy. Adapun alasan saya memilih RET ini karena saya melihat sebagian anggota kelompok mengangap mereka berkelompok hanya sekedar untuk menyelesaikan tugas saja sehingga dengan pendekatan RET ini saya ingin menekankan kebersamaan dan interaksi antara berpikir dengan akal sehat, berperasaan, dan berperilaku, juga menekankan bahwa suatu perubahan dalam berpikir dapat menghasilkan perubahan juga dalam cara berperasaan dan berperilaku. Saya juga memandang konseli-konseli saya sebagai orang-orang yang memiliki kelebihan dan juga kekurangan dimana mereka hanya dapat mengatasi kekurangan mereka sampai batas taraf tertentu, sebagai orang-orang yang mampu menentukan perilakunya sendiri, dan juga orang-orang yang mampu berpikir dan memiliki keinginan untuk hidup secara rasional. Mereka adalah orang-orang yang hanya perlu diubah pikiran-pikiran mereka yang irasional ketika mereka mengalami suatu masalah menjadi rasional sehingga mereka pun dapat menyelesaikan masalah mereka.
Dimana ketika satu orang menceritakan masalahnya, masukan ataupun pendapat dari anggota-anggota lain dan juga tentunya dari konselor kiranya dapat mengubaha pemikirannya yang irasional tersebut menjadi rasional. Saya sendiri sebagai konselor berusaha membantu setiap anggota agar dapat memperoleh kebahagiaan, masalahnya dapat terselesaikan, membantu setiap anggota dapat mengubah pikirannya yang irasional dangan mendiskusikannya secara terbuka dan terus terang di dalam kelompok. Diharapkan dengan diskusi ini akan dapat memberikan dampak, yaitu pikiran yang lebih rasional, perasaan yang lebih wajar, serta perilaku yang lebih tepat dan lebih sesuai.

Sumber untuk soal 1 – 3 :
Winkel, W.S. 2010. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.

psipddk3sks mengatakan...

nilai 75